MemulihkanSemangat Proklamasi. "Dalam perjuangan kemerdekaan," ujar Soekarno, " di seluruh negeri kita yang kelihatan hanyalah kesukaran, kekurangan, kemelaratanDengan kehendak yang membulat menjadi satu, ketetapan-hati yang menggumpal menjadi satu, tekad yang membaja menjadi satu, seluruh bangsa kita bangkit, bergerak, berjoang untukLebih dari tujuh dekade setelah negeri kita memproklamasikan kemerdekaannya, beragam tantangan dihadapi oleh bangsa kita sesuai dengan perkembangan zaman. Walau sudah bertahun lamanya, Anda sebagai karyawan dapat menggunakan semangat proklamasi kemerdekaan dalam bekerja. Dimulai dari tantangan merebut kembali kemerdekaan, pengakuan kedaulatan dari bangsa lain, pembangunan infrastruktur, kedaulatan teknologi informasi industri, hingga tantangan globalisasi. Oleh karena itu, negeri kita belum dapat dikatakan merdeka secara penuh jika kita sendiri belum mampu mandiri dalam menghadapi beragam tantangan tersebut. Perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan dan menghidupkan semangat proklamasi harus senantiasa diisi dengan hal-hal yang positif. Sebagai pekerja yang termasuk dalam angkatan kerja produktif, berikut ini hal-hal yang dapat dilakukan untuk tingkatkan semangat dalam bekerja Memiliki Mimpi yang Jelas Hanya satu cita-cita yang terbesit di benak para pahlawan pejuang kemerdekaan Bangsa Indonesia yang merdeka dan terbebas dari penjajah. Jika mereka yang hidup di zaman itu mampu bermimpi besar, begitu pula kita. Mimpi besar adalah cambukan bagi kita untuk bekerja lebih giat, untuk bangun lebih pagi, tahan lebih lama dalam bekerja, hingga lebih professional dalam menangani pelanggan dan mitra bisnis. Apapun pekerjaan kita, setiap zaman akan selalu memiliki tantangan dan kesempatan bagi setiap orang untuk melakukan hal besar dan bermakna. Bukan hanya untuk diri sendiri namun juga bagi orang lain. Pantang Menyerah Bila kita memiliki mimpi yang jelas, tantangan apapun tidak akan menghentikan langkah kita. Kita tidak akan mudah menyerah. Seperti halnya pahlawan yang gugur di medan perang, mereka mengorbankan darah dan hidup mereka demi tercapainya Indonesia yang merdeka. Inilah buah dari sebuah mimpi besar yang diikuti dengan sifat pantang menyerah. Jadi jangan mudah menyerah. Bila kita terus berjalan menuju ke arah tujuan dan mimpi, yakinlah bahwa kita akan sampai di tempat tujuan. Berani Menciptakan Sesuatu yang Baru Bekerja tidak selalu melakukan sesuatu yang monoton. Seiring dengan perkembangan zaman, inovasi dalam sebuah karya haruslah dilakukan demi membawa manfaat bagi masyarakat luas. Di usianya yang ke-71 ini, beberapa di antaranya yang merasakan bahwa Indonesia selalu tergantung dari sumber daya alamnya. Hal ini patut disayangkan mengingat sumber daya alam dapat habis dalam beberapa tahun. Dengan jumlah penduduk sebesar 250 juta, Indonesia haruslah mengubah fokusnya kepada sumber daya yang paling berharga Sumber Daya Manusia. Mengingat besarnya jumlah angkatan kerja produktif yang dimiliki Indonesia, tentunya banyak perusahaan yang juga membutuhkan cara baru dalam mengelola sumber daya manusia. Hal itulah yang mendasari dirancangnya sistem informasi SDM bernama Talenta, sebuah aplikasi HR berbasis cloud yang dapat membantu perusahaan dalam mengelola absensi, time-off & overtime, penghitungan gaji termasuk PPH 21 pajak dan BPJS, termasuk rekrutmen, orientasi, pelatihan hingga performance review seperti KPI & penilaian 360. Hal ini dapat menghemat waktu hingga 70%. Jadi, jika Anda berada dalam perusahaan berskala kecil 1-100 karyawan, menengah karyawan, atau lebih dari 2000, kami siap membantu Anda dengan solusi kami. Belajar Sepanjang Hayat Terus membuka wawasan dan belajar sepanjang hayat adalah salah satu karakter yang diperlukan untuk mengejar mimpi dan meningkatkan semangat dalam bekerja. Hal ini juga tak lepas dari yang dilakukan oleh para pahlawan. Mereka begitu gigih dalam mempelajari apa saja yang dibutuhkan negara untuk merdeka agar generasi penerus mereka dapat hidup dengan layak di masa yang akan datang. Walaupun cita-cita itu telah diraih, namun sudah selayaknya bagi kita sang generasi penerus untuk tidak berhenti dalam belajar. Belajar itu adalah kunci agar bangsa ini dapat lebih maju dan tidak ketinggalan dari bangsa lain. Bangga Menjadi Indonesia Indonesia memang bukan negara yang sempurna. Setiap hari masih banyak media yang memberitakan hal-hal negatif mulai dari kasus kriminalitas, korupsi, kemiskinan, buruknya infrastruktur, dan sebagainya. Namun jika dicermati lebih lanjut, banyak hal yang dapat dibanggakan dari Indonesia seperti alamnya yang luas, kekayaan alam yang berlimpah, budaya yang beragam, hingga masyarakatnya yang ramah. Dan ingatkah bahwa salah satu tujuan bangsa barat datang dan menjajah Indonesia adalah untuk mengambil kekayaan alam berharga yang tidak ada di sana? Jika bukan kita yang bangga terhadap Indonesia, lalu siapa lagi? Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, salah satu revolusi semangat dalam bekerja yang dapat ditunjang perusahaan yakni melalui aplikasi Talenta. Tertarik untuk mencoba Talenta? Isi formulir ini untuk jadwalkan demo Talenta dengan sales kami dan konsultasikan masalah HR Anda kepada kami! Anda juga bisa coba gratis Talenta sekarang dengan klik gambar di bawah ini. Meskibegitu, peristiwa proklamasi mengandung makna tersendiri bagi bangsa Indonesia. Dikutip dari buku Sejarah 3 SMA Kelas XII yang disusun oleh Drs. Sardiman A.M., M.Pd., berikut makna proklamasi kemerdekaan bagi Indonesia. 1. Puncak Perjuangan Bangsa Indonesia. Makna proklamasi yang pertama yaitu sebagai puncak perjuangan kemerdekaan bangsa Home » Kelas VIII » Bentuk Semangat dan Komitmen Kebangsaan yang Ditunjukkan Pendiri Negara Semangat mengandung arti tekad dan dorongan hati yang kuat untuk menggapai keinginan atau hasrat tertentu. Para pendiri negara bersemangat berjuang untuk kemerdekaan Indonesia. Pelajar bersemangat belajar untuk menyongsong masa depan dan untuk pembangunan bangsa Indonesia. Jiwa, semangat, dan nilai-nilai kejuangan bangsa Indonesia tidak lahir seketika, tetapi merupakan proses perkembangan sejarah dari zaman ke kulminasi atau titik puncak pada tahun 1945 nilai-nilai itu disepakati sebagai dasar/landasan dan daya dorong bagi para pendiri Republik Indonesia. Untuk memperoleh gambaran tentang nilai-nilai 45 yang berkembang pada setiap zamannya, diadakan periodisasi sebagai Periode I Masa sebelum Pergerakan NasionalSejak dahulu, Nusantara dimiliki oleh kerajaan yang merdeka dan berdaulat. Kehidupan dalam kerajaan juga diisi oleh kerukunan dan kedamaian antara pemeluk agama, baik Hindu, Buddha, Islam, Katolik, Kristen, Konghucu dan Penganut Kepercayaan. Pada waktu itu, sudah mulai timbul jiwa, semangat, dan nilai-nilai kejuangan, yaitu kesadaran harga diri, jiwa merdeka, ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan kerukunan hidup umat beragama serta kepeloporan dan Periode II Masa Pergerakan NasionalSebelum perjuangan di masa pergerakan nasional perjuangan masih bersifat kedaerahan. Perlawanan di wilayah Nusantara yang bersifat kedaerahan seperti dilakukan Sultan Hasanuddin 1633-1636, Tuanku Imam Bonjol 1803 – 1821, Kapitan Pattimura 1817, Pangeran Diponegoro 1825-1830, dan masih banyak masa pergerakan nasional timbullah jiwa, semangat, dan nilai-nilai kejuangan, nilai harkat dan martabat manusia, jiwa dan semangat kepahlawanan, kesadaran antipenjajah/penjajahan, kesadaran persatuan dan kesatuan awal perjuangan nasional ditandai dengan lahirnya Budi Utomo 1908, Serikat Dagang Islam/Serikat Islam 1912.Pada Tahun 1928, terjadilah Sumpah Pemuda yang merupakan manifestasi tekad dan keinginan bangsa Indonesia dalam menemukan dan menentukan identitas, rasa harga diri sebagai bangsa, rasa solidaritas menuju persatuan dan kesatuan bangsa lalu menjurus pada kemerdekaan dan kedaulatan menjajah Indonesia tahun 1942-1945. Akibat penjajahan Jepang, rakyat Indonesia mengalami penderitaan. Namun, penggemblengan pemuda dapat menimbulkan semangat yang kukuh dan memupuk militansi yang tinggi untuk perjuangan antara kebangkitan nasional dan akhir masa penjajahan Jepang merupakan persiapan kemerdekaan. Jiwa, semangat, dan nilai-nilai kejuangan makin Periode III Masa Proklamasi dan Perang KemerdekaanPada tanggal 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Lahirnya negara Republik Indonesia tidak diterima pihak Belanda. Belanda ingin menjajah kembali. Mulailah bangsa Indonesia melakukan perjuangan dalam segala mempertahankan kemerdekaan melahirkan nilai-nilai operasional yang memperkuat jiwa, semangat, dan nilai-nilai kejuangan, terutama rasa harga diri sebagai bangsa yang merdeka, semangat untuk berkorban demi tanah air, bangsa dan negara. Perjuangan bangsa Indonesia sampai ke periode ketiga ini diberi nama sebagai Jiwa, Semangat, dan nilai-nilai Periode IV Masa Perjuangan Mengisi KemerdekaanDalam periode ini, jiwa, semangat, dan nilai-nilai kejuangan yang berkembang sebelumnya tetap lestari, yaitu nilai-nilai dasar yang terdapat pada Pancasila, Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus yang mengalami perubahan adalah nilai masa perjuangan mengisi kemerdekaan, kemungkinan nilai-nilai semangat juang akan bertambah. Secara kualitatif, kemungkinan akan mengalami perubahanperubahan sesuai dinamika dan kreativitas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan saat ini, tantangan kehidupan berbangsa dan bernegara tidaklah kecil. Tantangan menjaga keutuhan dan kejayaan bangsa dapat datang dari dalam dan luar negeri. Malas, korupsi, pemberontakan, dan krisis ekonomi merupakan tantangan yang berasal dari dalam dan harus dihadapi oleh seluruh anggota menghadapi semua tantangan tersebut, jiwa dan semangat 45 patut kiranya untuk tetap dipertahankan. Semangat 45 adalah dorongan dan manifestasi dinamis dari jiwa 45 yang membangkitkan kemauan untuk berjuang merebut kemerdekaan bangsa, menegakkan kedaulatan rakyat serta mengisi dan yang terdapat dalam Pancasila, Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 dan UUD 1945 merupakan nilai dasar dari jiwa dan semangat 45. Nilai-nilai 45 lahir dan berkembang dalam perjuangan bangsa Indonesia dan merupakan daya dorong mental spiritual yang kuat untuk mencapai kemerdekaan. Tujuan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah sebagai kepada Tuhan Yang Maha EsaJiwa dan semangat merdekaNasionalismePatriotismeRasa harga diri sebagai bangsa yang merdekaPantang mundur dan tidak kenal menyerahPersatuan dan kesatuanAnti penjajah dan penjajahanPercaya kepada diri sendiri dan atau percaya kepada kekuatan dan kemampuan sendiriPercaya kepada hari depan yang gemilang dari bangsanyaIdealisme kejuangan yang tinggiBerani, rela dan ikhlas berkorban untuk tanah air, bangsa, dan negaraKepahlawananSepi ing pamrih rame ing gaweKesetiakawanan, senasib sepenanggungan, dan kebersamaanDisiplin yang tinggiUlet dan tabah menghadapi segala macam ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguanAktivitas dalam kelompok masalah-masalah apa saja yang kalian lihat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai semangat dan kejuangan 45 apa saja yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Hasil diskusi kalian dipresentasikan di depan KebangsaanNilai Juang sosial ekonomiNilai dan semangat kejuangan 45 yang dapat digunakan untuk menyelesaikan kesenjangan sosial ekonomi adalah Ketakwaan terhadap Tuhan YME, kesetiakawanan, senasib sepenanggungan, dan kebersamaan dan Percaya kepada diri sendiri dan atau percaya kepada kekuatan dan kemampuan dan semangat kejuangan 45 yang dapat digunakan untuk menyelesaikan korupsi adalah Ketakwaan terhadap Tuhan YME, ulet dan tabah menghadapi segala macam ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan, dan Disiplin yang dan semangat kejuangan 45 yang dapat digunakan untuk menyelesaikan kemiskinan adalah Ketakwaan terhadap Tuhan YME, persatuan dan kesatuan, dan kesetiakawanan, senasib sepenanggungan, dan BangsaNilai dan semangat kejuangan 45 yang dapat digunakan untuk menyelesaikan disintegrasi adalah Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Nasionalisme, Patriotisme, Rasa harga diri sebagai bangsa yang merdeka, Kepahlawanan, dan Kesetiakawanan, senasib sepenanggungan, dan dan semangat kejuangan 45 yang dapat digunakan untuk menyelesaikan radikalisme adalah Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Nasionalisme, Patriotisme, dan Ulet dan tabah menghadapi segala macam ancaman, tantangan, hambatan, dan pembahasan mengenai Bentuk Semangat dan Komitmen Kebangsaan yang Ditunjukkan Pendiri Negara. Semoga tulisan ini Buku PPKn Kelas VII, Kemendikbud Memberikansaran dan petunjuk teknis untuk kelancaran dan kesempurnaan pelaksanaan Peringatan Hari Pahlawan Tahun 2019. Pertempuran ini adalah perang pertama pasukan Indonesia dengan pasukan asing setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan satu pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia yang menjadi simbol Istimewa Pengibaran bendera pusaka saat proklamasi 17 Agustus 1945. Tokoh yang Hadir pada Acara Pembacaan Teks Proklamasi - Peristiwa bersejarah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dikumandangkan pada 17 Agustus 1945. Hanya tinggal menghitung hari saja, bangsa Indonesia akan memperingati hari penting tersebut yakni pada 17 Agustus 2021 mendatang. Menurut Endang Witanti dalam buku Proklamasi Kemerdekaan 2017, peristiwa pembacaan teks proklamasi tidak hanya sebagai salah satu peristiwa bersejarah saja. Namun, juga sebagai sumber semangat dan kekuatan untuk masyarakat. Baca Juga Sejarah Rangkaian Peristiwa Rengasdengklok hingga Proklamasi, Suasana Sahur saat Perumusan Teks Proklamasi 'Dihujani Makanan' Masakan Satsuki Mishina Salah satu makna yang bisa didapat dari peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia adalah bebasnya Bangsa Indonesia dari tangan penjajahan. Meskipun setelah itu masyarakat Indonesia masih harus terus berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan. Proklamasi kemerdekaan memiliki makna penting dalam kehidupan Bangsa Indonesia, yakni 1. Puncak perjuangan Bangsa Indonesia selama berpuluh-puluh tahun Baca Juga Tujuan dan Hasil Peristiwa Rengasdengklok hingga Bung Karno Bersedia Mengadakan Proklamasi Meski Belum Ada Rumusan Teks Proklamasi Perjuangan Bangsa Indonesia untuk mengusir penjajahan, secara fisik maupun diplomasi, telah dilakukan sejak 20 Mei 1908. Perjuangan yang awalnya dilakukan dalam lingkup kedaerahan belum menuai hasil yang maksimal. Setelah 1908, perjuangan memerdekakan Indonesia dilakukan secara nasional. Tujuannya untuk membuat Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka dan bebas dari penjajahan. 2. Proklamasi kemerdekaan merupakan informasi penting yang harus disampaikan ke seluruh dunia Proklamasi kemerdekaan dicapai dengan hasil kerja keras dari para pejuang, untuk membebaskan Indonesia dari tangan penjajahan. Untuk itu, proklamasi menjadi informasi yang sangat penting untuk disebarkan, dalam lingkup nasional maupun internasional. Hal ini bertujuan agar seluruh dunia mengetahui jika Bangsa Indonesia sudah menjadi bangsa yang merdeka dan bebas dari kuasa negara manapun. Baca Juga Disebarkan Lewat Radio hingga Poster, Mengapa Bangsa Indonesia Perlu Melakukan Proklamasi Kemerdekaannya? 3. Bangsa Indonesia telah resmi merdeka dan memiliki kedudukan yang setara dengan negara lainnya Proklamasi dikumandangkan untuk menyatakan jika Indonesia resmi merdeka dari tangan penjajahan. Lewat proklamasi, Indonesia juga menyatakan jika kedudukan negaranya sudah setara dengan negara lainnya yang sudah merdeka. Posisi negara Indonesia sudah tidak bisa dipandang sebelah mata lagi atau bahkan dikuasai oleh negara lainnya karena status Indonesia sudah merdeka. 4. Proklamasi berarti Indonesia siap hidup sebagai NKRI Proklamasi berarti Indonesia hidup sebagai negara kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Indonesia tetap dalam satu kesatuan yang utuh walaupun berasal dari beragam suku, agama, bahasa dan daerah. Adanya proklamasi juga membuat Indonesia memiliki kedaulatan penuh atas negaranya, mulai dari penyusunan peraturan, penataan kehidupan ekonomi, dan lain sebagainya yang tidak bisa dikendalikan oleh bangsa asing atau penjajah. Baca Juga Reaksi Rakyat Indonesia Menyambut Proklamasi Kemerdekaan dan Tindakan Heroik di Beberapa Daerah yang Menyertainya 5. Perubahan tata hukum dari kolonial menjadi tata hukum nasional Proklamasi dimaknai sebagai perubahan tata hukum kolonial menjadi nasional. Setelah merdeka, Indonesia memiliki hak untuk mengubah tata hukumnya, dari yang semula sesuai dengan hukum penguasa asing menjadi hukum nasional milik Indonesia. Sebelum merdeka, tata hukum dan peraturan lain di Indonesia dibuat oleh bangsa asing yang kebanyakan menyengsarakan kehidupan masyarakat. Setelah merdeka, Indonesia memiliki kekuasaan penuh untuk mengubah tata hukum dan peraturannya. 6. Peristiwa proklamasi menjadi titik awal pembangunan nasional di Indonesia Proklamasi memang menjadi puncak perjuangan Bangsa Indonesia. Namun, Bangsa Indonesia perlu banyak berbenah, khususnya pada ranah pembangunan nasional setelah merdeka. Contohnya pada bidang ekonomi, sosial, budaya. PROMOTED CONTENT Video Pilihan
Oleh Yudi Latif”Dalam perjuangan kemerdekaan,” ujar Soekarno, ” di seluruh negeri kita yang kelihatan hanyalah kesukaran, kekurangan, kemelaratan...Dengan kehendak yang membulat menjadi satu, ketetapan-hati yang menggumpal menjadi satu, tekad yang membaja menjadi satu, seluruh bangsa kita bangkit, bergerak, berjoang untuk membenarkan, mewujudkan proklamasi 17 Agustus itu.”Maka setiap kali kemerdekaan Indonesia diperingati, hal yang harus diingat sebagai api proklamasi adalah semangat juang, semangat persatuan, dan semangat membangun negeri. Dengan ketiga semangat tersebut, kita pun boleh optimis, di balik segala krisis dan kesulitan yang menghimpit kita saat ini, ada harapan kebangkitan di kemudian masih adakah idealisme dan semangat berjoang di antara kita? Masih. Selepas kejatuhan Suharto, pelbagai langkah korektif telah ditempuh. Reformasi pada tingkat prosedur demokrasi telah ditempuh dengan transformasi yang nyata amandemen konstitusi, pemerintahan terpilih, pemilu yang relatif fair, kebebasan berekspresi, keluasan akses informasi, desentralisasi dan otonomisasi, kehadiran institusi-institusi kenegaraan baru serta pemilihan presiden dan pilkada secara langsung. Di luar arena politik, kekuatan-kekuatan swadaya masyarakat menceburkan diri di zona-zona bencana dengan ketulusan patriotis yang mengharukan. Terkenang juga para pendekar kebudayaan yang secara berdikari mengirimkan talenta-talenta terbaik bangsa ke ajang kompetisi internasional—semacam olimpiade fisika atau festival kesenian—dan pulang dengan medali tertinggi. Hanya saja, kadar idealisme kita begitu rapuh, mudah dilumpuhkan oleh kepentingan-kepentingan sempit. Kita bentuk partai politik untuk mengagregasikan aspirasi rakyat, namun lekas terpasung oleh ambisi-ambisi elitis. Kita susun undang-undang baru demi kebajikan bersama, namun terdistorsi oleh kemauan ”yang kuat”. Kita pilih presiden dan pilkada secara langsung demi pemberdayaan rakyat, namun mudah terbajak oleh kekuatan-kekuatan oligarkis. Kita lahirkan cerlang-cerlang individual, namun terbunuh oleh inkonsistensi dan kealpaan sistem adakah semangat persatuan di antara kita? Masih. Bahasa Indonesia makin penting sebagai lingua franca, perkawinan antaretnis pun merekatkan keindonesiaan. Elite settlement untuk mentransformasikan elit berseteru menjadi elit bersatu dalam prinsip-prinsip dasar kenegaraan mengalami kemajuan. Fanatisisme ideologis, yang mengubur eksperimen demokrasi parlementer, relatif makin cair. Tentara rela keluar dari arena politik. Desentralisasi dan distribusi kekuasaan diterima sebagai keniscayaan. Solidaritas nasional juga terasa di kala bencana saja, solidaritas emosional tersebut mudah roboh oleh kelemahan solidaritas fungsional, karena tak terpenuhinya cita-cita kebajikan dan kesejahteraan bersama. Solidaritas dan demokrasi, menurut Alexis de Tocqeville, memiliki makna di luar politik dan budaya yakni kesederajatan sosial dan ekonomi. Kesetaraan sosial-ekonomi memunculkan hasrat membentuk asosiasi-asosiasi yang terbuka, tanpa melihat dan dibedakan menurut silsilah. Pada gilirannya, perkumpulan ini melindungi kesetaraan dengan mencegah kelompok lain menjadi dominan. Dengan demikian perkumpulan ini memiliki dua fungsi mereka berasal dari dan menjaga solidaritas dan demokrasi. Demokrasi politik tanpa demokrasi ekonomi, menyimpan potensi erupsi, laksana bara dalam sekam yang dalam sekejap bisa menghanguskan ikatan-ikatan persatuan. Masih adakah semangat membangun negara di antara kita? Masih. Alim-ulama ingatkan kebangkrutan moral, aparat pembasmi korupsi mulai beraksi, politisi pecundang perankan oposisi, tentara lepaskan aktivitas niaga, pendidik rela berupah rendah, lembaga-lembaga pemantau bersitumbuh, media massa giat beberkan keborokan, pengamat aktif saja, kita menyaksikan adanya ketimpangan yang serius dalam pembangunan. Sejak tahun 1956, Soekarno dalam Amanat Proklamasinya telah mengingatkan bahwa bangsa Indonesia telah melampuai dua taraf perjoangan taraf evolusi bersenjata, dan taraf mengatasi akibat-akibat perjoangan bersenjata. Lantas dia ingatkan mengenai taraf perjuangan selanjutnya yang menentukan masa depan bangsa, yakni taraf menanamkan modal investment dalam arti yang seluas-luasnya investasi material, investasi manusia dan investasi pembangunan Indonesia selama 50 tahun terakhir terlampau menekankan investasi material; kurang sungguh-sungguh menggalakan investasi manusia, bahkan cenderung mengabaikan investasi mental. Akibatnya, nilai ekonomis menjadi satu-satunya ukuran kehormatan, yang merendahkan penghargaan pada segi-segi intelektual yang diikuti oleh bencana moral yang kita mengalami krisis keteladanan dan kepemimpinan. Mohammad Hatta pernah berkata ”Kualitas pemimpin sepadan dengan caranya mendapat makan.” Ketika para pemimpin negeri berpesta, sibuk menaikkan gaji dan ”jaga imej” atau memenangkan proyek, sedang rakyat banjir airmata dilanda bencana, menjadi jelas terukur bagaimana kualitas para pemimpin para pemimpin berpesta, arus neo-kolonialisme yang membonceng globalisasi semakin dalam dan luas penetrasinya. Secara perlahan kantong-kantong usaha rakyat tergusur, sumberdaya alam terkuras, dan aktiva ekonomi mengalir ke pusat-pusat metropolis. Saat yang sama, rakyat miskin kita, yang ditelantarkan negara, terjerat sistem perbudakan baru, dalam bentuk diaspora tenaga kerja asing murahan tanpa perlindungan inilah yang membuat capaian-capaian demokrasi prosedural menjadi kehilangan maknanya di mata rakyat. Tentang hal ini pun, Soekarno telah mengingatkan, ”Demokrasi hanya dapat dipertahankan apabila pemimpin-pemimpin penganut demokrasi itu dapat membuktikan bahwa mereka dapat memberikan kepada Negara suatu pemerintahan yang sebaik-baiknya, yang sesuai dengan kehendak dan kepentingan rakyat.”Sejauh demokrasi dikaitkan dengan usaha mencapai kemerdekaan, Franklin Delano Roosevelt menyebutkan adanya empat hal yang menjadi ukuran kemerdekaan freedom of speech kebebasan mengeluarkan pendapat, freedom of religion kebebasan menjalankan agama yang disukai, freedom of fear bebas dari ketakutan, dan freedom from want bebas dari kemiskinan/kekurangan. Orde reformasi telah membawa kemajuan dalam kebebasan yang pertama; namun masih jauh panggang dari api untuk menjamin ketiga kebebasan sipil dan politik liberte hanya bermakna jika dibarengi oleh kesederajataan egalite dalam pemenuhan hak-hak ekonomi, sosial dan budaya, serta adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban fraternite. Cita-cita proklamasi kita sendiri menghendaki pencapaian ketiga unsur tersebut merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan itu marilah kita pulihkan kembali semangat proklamasi, semangat berjuang dengan pengikatan solidaritas kebangsaan untuk membangun negeri. Dengan semangat ini, Indonesia pernah gemilang di mata dunia sebagai pelopor gerakan kemerdekaan. Dengan semangat yang sama, kita harus segera bangkit mengerjar ketertinggalan negeri dari kemajuan negeri-negeri lain yang memperoleh inspirasi kemerdekaan dari nasional harus dimulai dari pengorbanan diri. Seperti kredo Rene de Clerq yang menjadi semboyan Bung Hatta “Hanya ada satu tanah yang bernama tanah airku. Ia makmur karena usaha, dan usaha itu ialah usahaku.”
Sejarah teks proklamasi kemerdekaan sangat sakral bagi bangsa Indonesia. Hal yang membuat teks proklamasi kemerdekaan ini sakral ini adalah proses perumusan, isi, dan makna teks proklamasi yang menjadi bukti proklamasi Indonesia telah merdeka pada 17 Agustus 1945.. Untuk meraih kemerdekaan, Indonesia menapaki jalan yang panjang dan terjal. Itulah sebabnya sebagai warga negara yang
- Ki Hajar Dewantara dikenal sebagai tokoh nasionalis yang memperjuangkan bangsa Indonesia, khususnya dalam bidang pendidikan. Bukti fisik sejarah perjuangan Ki Hajar Dewantara dalam membela kepentingan bangsa dan negara yang sampai sekarang masih ada adalah adanya sekolah Taman Siswa di Yogyakarta. Pada masa perjuangan, Ki Hajar Dewantara juga mendirikan organisasi Indische ini peran Ki Hajar Dewantara dalam memperjuangan kemerdekaan Indonesia. Bergabung dalam Budi Utomo Pada 20 Mei 1908, dibentuk organisasi sosial dan politik yang bernama Budi Utomo. Organisasi ini bertujuan untuk menyadarkan masyarakat Indonesia dan berusaha untuk meningkatkan kemajuan penghidupan bangsa dengan cara mencerdaskan rakyatnya. Tujuan tersebut lantas menarik perhatian beberapa tokoh terkemuka, salah satunya Ki Hajar Dewantara. Dalam organisasi Budi Utomo, Ki Hajar Dewantara berperan sebagai tokoh propaganda untuk menyadarkan masyarakat pribumi mengenai pentingnya semangat kebersamaan dan persatuan sebagai bangsa Indonesia. Baca juga Awal Mula dan Cita-Cita Berdirinya Budi Utomo Mendirikan Indische Partij Awalnya, Ki Hajar Dewantara hanya seorang penulis dan jurnalis yang kemudian menjadi aktivis kebangsaan. Ia diketahui tergabung dalam tokoh Tiga Serangkai bersama Douwes Dekker dan Tjipto Mangunkusumo yang mendirikan sebuah organisasi bernama Indische Partij IP. KOMPAS Meskipun keadaan Jakarta genting disebabkan oleh Terror Belanda/Nica, Sekolah Taman Siswa di Jl. Garuda tetap dibuka Juni 1946 Berawal dari mendirikan IP pada 25 Desember 1912, Ki Hajar Dewantara menyadari bahwa jalan untuk melawan kolonialisme dimulai dari pendidikan. Baca juga Indische Partij Pendiri, Latar Belakang, Program Kerja, dan Penolakan Membentuk Komite Bumiputera Setelah Indische Partij dibentuk, Ki Hajar Dewantara, Douwes Dekker, dan Tjipto Mangunkusumo melakukan pengajuan status badan hukum bagi organisasinya kepada Belanda. Namun, Gubernur Belanda Jenderal Idenburg menolak pengajuan status badan hukum tersebut karena IP dianggap dapat membangkitkan rasa nasionalisme rakyat dan bergerak dalam satu-kesatuan untuk menentang Belanda. Pasca-penolakan tersebut, Ki Hajar Dewantara membentuk Komite Bumiputera pada 1913. Komite Bumiputera dibentuk dengan tujuan untuk melancarkan kritik terhadap pemerintah Belanda yang hendak merayakan 100 tahun kebebasannya dari penjajahan Prancis. Dok. KOMPAS Ki Hajar Dewantara diabadikan 11 Maret 1959, sebulan sebelum meninggal. Ki Hajar Dewantara melemparkan kritik mengenai perayaan tersebut lewat tulisan berjudul Als Ik Eens Nederlander Was Seandainya Aku Seorang Belanda dan Een voor Allen maar Ook Allen voor Een Satu untuk Semua, tetapi Semua untuk Satu Juga. Akibat tulisan tersebut, Ki Hajar Dewantara pun ditangkap oleh pemerintah Hindia Belanda dan akan dibuang ke Pulau Bangka. Namun, ia lebih memilih untuk dibuang ke Belanda. Baca juga Ki Hadjar Dewantara Kehidupan, Kiprah, dan Semboyannya Mendirikan Taman Siswa Ki Hajar Dewantara mendirikan sekolah bernama Taman Siswa di Yogyakarta pada 3 Juli 1922. Lewat Taman Siswa, ia berusaha memadupadankan pendidikan gaya Eropa dengan Jawa tradisional. Di sekolah ini juga, Ki Hajar Dewantara menumbuhkan kesadaran terhadap siswa bumiputera akan hak-hak mereka untuk mendapat pendidikan. Selain mendirikan sekolah, Ki Hajar Dewantara juga menciptakan semboyan pendidikan yang disebut Tut Wuri Handayani. Tut Wuri Handayani Isi dari Tut Wuri Handayani yaitu Ing Ngarsa Sung Tuladha sang pendidik harus memberi teladan atau tindakan yang baik Ing Madya Mangun Karsa di tengah atau di antara murid guru harus menciptakan prakarsa dan ide Tut Wuri Handayani seorang guru harus memberikan dorongan dan arahan Bagi Ki Hajar Dewantara, pengajaran dalam pendidikan dimaknai sebagai upaya membebaskan anak didik dari ketidaktahuan serta sikap iri, dengki, dan egois. Baca juga 3 Semboyan Ki Hajar Dewantoro Mencetuskan Pancadharma Selain mencetuskan tiga semboyan, Ki Hajar Dewantara juga mencetuskan lima asas pendidikan yang dikenal dengan Pancadharma, yakni Kodrat alam Kemerdekaan Kebudayaan Kebangsaan Kemanusiaan Asas kodrat alam yaitu meyakini secara kodrati akal pikiran manusia dapat berkembang dan dikembangkan. Selanjutnya kemerdekaan, yang berarti para peserta didik diarahkan untuk merdeka batin, pikiran dan tenaganya. Pendidik tidak hanya memberikan pengetahuan searah, tetapi membebeaskan peserta didik untuk merdeka mengembangkan dirinya secara mandiri. Asas ketiga ialah kebudayaan. Asas ini ingin menyadarkan peserta didik bahwa pendidikan didasari sebagai sebuah proses yang dinamis dan tidak berhenti. Berikutnya adalah asas kebangsaan. Asas kebangsaan ini memperjuangkan prinsip rasa kebangsaan yang harus tumbuh dalam dunia pengajaran. Diharapkan pendidikan dapat mengatasi segala perbedaan dan diskriminasi berdasarkan daerah, suku, keturunan, dan agama. Baca juga Alasan Ki Hajar Dewantara Dikenal sebagai Bapak Pendidikan Pancadharma yang terakhir adalah asas kemanusiaan. Asas ini menempatkan posisi manusia Indonesia dalam hubungan persahabatan antarbangsa. Asas kemanusiaan mengarahkan peserta didik untuk menjalin persahabatan dengan bangsa lain, bukan sebaliknya. KOMPAS/JITET Ilustrasi Ki Hadjar Dewantara Menjadi Anggota BPUPKI Menjelang kemerdekaan Indonesia, Ki Hajar Dewantara menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI. Kemudian, setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dikumandangkan tanggal 17 Agustus 1945, Presiden Soekarno membentuk kabinet pertamanya, yaitu Kabinet Presidensial. Di dalam Kabinet Presidensial, Ki Hajar Dewantara ditunjuk untuk menjabat sebagai Menteri Pengajaran, Pendidikan, dan Kebudayaan RI. Referensi Samho, Bartolomeus. 2013. Visi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara. Yogyakarta Kanisius. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Pertanyaan Fungsi proklamasi kemerdekaan bagi bangsa Indonesia adalah sebagai jembatan emas untuk mencapai tujuan bangsa. sebagai tujuan akhir perjuangan bangsa. mengusir semua intervensi asing yang ada di Indonesia. menguji semangat perjuangan para pemuda Indonesia. mendorong lahirnya semangat juang bagi generasi sekarang.Proklamasi kemerdekaan memberikan dorongan semangat perjuangan bagi rakyat Indonesia. Pernyataan yang memberi tahu kepada bangsa Indonesia sendiri dan kepada dunia luar bahwa saat ini bangsa Indonesia telah lepas dari penguasaan negara lain. Makna proklamasi bagi kehidupan sosial bangsa Indonesia adalah? memberikan rasa bebas dan merdeka dari belenggu penjajahan dan propaganda bangsa lain adanya kebebasan dalam melakukan perdagangan yang sebelumnya mengalami monopoli kemerdekaan yang diperoleh bangsa Indonesia merupakan berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa adanya peradaban baru dengan kebiasaan baru yang terbangun menjadi tradisi baru masyarakat adanya pengakuan kedaulatan dari negara lain di dunia sebagai negara merdeka yang terlepas dari penjajahan Jawaban A. memberikan rasa bebas dan merdeka dari belenggu penjajahan dan propaganda bangsa lain Dilansir dari Encyclopedia Britannica, proklamasi kemerdekaan memberikan dorongan semangat perjuangan bagi rakyat indonesia. pernyataan yang memberi tahu kepada bangsa indonesia sendiri dan kepada dunia luar bahwa saat ini bangsa indonesia telah lepas dari penguasaan negara lain. makna proklamasi bagi kehidupan sosial bangsa indonesia adalah memberikan rasa bebas dan merdeka dari belenggu penjajahan dan propaganda bangsa lain. Kemudian, saya sangat menyarankan anda untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu Pada tanggal 18 agustus 1945 PPKI mengadakan sidang yang pertama di gedung Cuo Sangi In di jalan Pejambon Jakarta. Sebelum rapat pleno dimulai , Soekarno – Hatta meminta kesediaan beberapa tokoh untuk membahas masalah……? beserta jawaban penjelasan dan pembahasan lengkap. vg9z4.